Minggu, 03 September 2017

Wisata Rohani Holyland : Israel, Galilea Nazaret (3)

“Jalannya bersih dan rapi beda banget sama Kairo” komentar beberapa anggota tur ketika kami memasuki Israel. Suasananya seperti jalan-jalan di Eropa. Betlehem kota kelahiran Tuhan Yesus sudah, Yerusalem kota Tuhan Yesus disalibkan sudah, sekarang lanjut ke Galilea tempat Tuhan Yesus dibesarkan dan mengajar.

Caesarea Maritima

Kami melewati kota ini dalam perjalanan menuju daerah Galilea. Kota ini didirikan oleh Herodes dan menjadi tempat tinggal Pontius Pilatus gubernur Romawi yang menyalibkan Tuhan Yesus. Kami mengunjungi salah satu peninggalan Romawi yang masih ada sampai sekarang yaitu saluran air peninggalan Romawi yang membawa air dari gunung Karmel, sambil menikmati pemandangan pantai didekatnya.
Saluran Air Romawi 
Gereja Perkawinan Kana
Bunda Maria berkebaya dan kain
Lembah Megido
Pembabtisan di sungai Yordan
Kota situs arkeologi Kapernaum
Danau Galilea
Perjalanan kami lanjutkan, kemudian kami singgah sebentar di gereja Stella Maris. Di bawah altar gereja ini terdapat gua yang dipercaya sebagai tempat tinggal nabi Elia.

Haifa

Kota berikutnya yang kami kunjungi adalah Haifa, kota pelabuhan Israel yang sangat ramai, sambil melihat Bahai Shrine. Kepercayaan Bahai percaya pada Tuhan yang maha Esa dan menekankan pada kesatuan rohani umat manusia. Abraham, Tuhan Yesus, Budha dan Muhammad mereka anggap sebagai nabi yang pengajarannya digenapi melalui kehidupan dan pekerjaan Baha’ullah. Sayang sekali Bahai Shirine nya tutup, jadinya kami hanya melihat dari kejauhan, bangunan yang dikelilingi taman yang indah.

Kana

Tujuan akhir kami hari ini mengunjungi gereja pernikahan Kana. Gereja perkawinan Kana didirikan oleh Fransiskan untuk mengingat mujizat pertama Tuhan Yesus mengubah air menjadi anggur pada pernikahan di Kana (Yohanes 2:1-11). Anggur perkawinan Kana, oleh-oleh khas Kana, banyak dijual disekitar gereja, tetapi pemandu wisata kami Safi mengarahkan kami membeli anggur yang paling enak di toko yang terletak di depan persis gereja.
Safi pemandu kami memberi penjelasan menarik mengapa Tuhan Yesus berkata agak kasar pada ibunya Maria (ayat 4). Budaya pada masa Tuhan Yesus bahkan sampai sekarang dalam perkawinan adalah ruangan untuk pria dan wanita dipisahkan dan tidak boleh ada interaksi diantara keduanya. Maria ibu Tuhan Yesus mengetahui bahwa pemilik pesta kehabisan anggur sehingga Maria cepat-cepat masuk ke ruangan para pria, memberitahukannya pada Tuhan Yesus dan kemudian pergi. Oleh karena itu, Tuhan Yesus berkata demikian kepada ibunya karena melanggar kebiasaan.

Kami mengadakan kebaktian untuk mengingatkan janji pernikahan beberapa pasangan di salah satu ruangan gereja.

Nazaret

Untuk beberapa hari ke depan ini kami menginap di Nazaret. Kota tempat tinggal Tuhan Yesus, Maria dan Yusuf. Oleh karena Yesus berasal dari Nazaret, pengikutnya (orang Kristen) disebut juga Nasrani. 

Nazaret adalah kota yang baru dibangun pada zaman Tuhan Yesus. Keluarga Maria yang berasal dari Yerusalem dan keluarga Yusuf yang berasal dari Betlehem termasuk beberapa keluarga kira-kira 200 orang, termasuk keluarga-keluarga pertama yang menetap di kota ini.Nazaret tidak tercatat dalam kitab perjanjian lama dan dianggap kota yang terpencil dan tidak penting. Oleh karena itu, Natanael salah satu murid Tuhan Yesus pada awal diberitahukan bahwa Yesus dari Nazaret adalah Mesias berkomentar "Mungkinkah sesuatu yang baik datangdari Nazaret?" (Yohanes 1:46).

Selanjutnya ketika Filipus membawa Natanael kepada Tuhan Yesus dan Tuhan Yesus berkata bahwa Natanael adalah seorang Israel sejati tidak ada kepalsuan di dalamnya karena Tuhan Yesus melihat Filipus dibawah pohon ara, maka Filipus langsung mempercayai bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias (Yohanes 1:47-49). Kebiasaan orang Yahudi adalah mereka mempelajari taurat di bait Allah atau sinagoge, bila mereka tidak bisa tempat tersebut, mereka akan mempelajari taurat di bawah pohon Ara. Natanael menyadari bahwa Tuhan Yesus mengetahui isi hatinya dan kebiasaan yang sering dia lakukan, walaupun belum pernah saling mengenal. Oleh karena itu, dia percaya bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias.

Gereja Kabar Gembira

Tujuan pertama kami Gereja Kabar Gembira, gereja Kristen terbesar di timur tengah. Di tengah-tengah terdapat gua yang dipercaya  merupakan tempat tinggal Maria, ibu Tuhan Yesus dan di tempat ini juga malaikat Gabriel memberitahukan Maria yang saat itu berusia 14 tahun bahwa dia akan mengandung anak Allah (Tuhan Yesus) (Lukas 1:26-38).

Tembok disekeliling halaman gereja dihiasi lukisan bunda Maria dari berbagai negara dengan pakaian dan budaya khas negara masing-masing. Bunda Maria versi Indonesia menggunakan kebaya dan kain sarung.
Safi, pemandu wisata kami memberi penjelasan seputar kelahiran Tuhan Yesus berkaitan dengan konteks budaya Yahudi pada masa itu. Ketika Yusuf mendengar bahwa Maria tunangannya mengandung, maka muncul niat dalam hati Yusuf untuk menceraikan Maria (Matius 1:19). Menurut hukum Musa apabila gadis yang sudah bertunangan tidur dengan laki-laki lain, hukumannya keduanya dilempari batu sampai mati (Ulangan 22:23-24). Oleh karena itu, Yusuf bermaksud menceraikan Maria karena gadis yang belum bertunangan yang kemudian dipaksa tidur dengan laki-laki, maka laki-laki itu wajib memberikan lima puluh syikal perak kepada ayah gadis itu dan gadis itu harus menjadi istrinya (Ulangan 22:28-29).

Yusuf berpikir dengan menceraikan Maria, maka Maria akan bebas dari hukuman mati. Yusuf ragu-ragu untuk mengambil Maria menjadi istrinya, karena dia merasa kurang yakin juga dengan cerita Maria bahwa dia mengandung dari roh kudus. Tetapi kemudian malaikat Tuhan datang meyakinkannya dalam mimpi untuk mengambil Maria menjadi istrinya (Matius 1:20).

Yusuf melakukan perintah Tuhan, dia menikahi Maria dan membawa Maria ke rumahnya. Kaisar Agustus kemudian mengadakan sensus, semua penduduk Yudea harus mendaftarkan dirinya di kota asalnya masing-masing. Yusuf yang berasal dari Betlehem harus kembali ke sana untuk mendaftarkan diri. Maria sebenarnya tidak perlu ikut ke Betlehem karena yang wajib mendaftar hanyalah laki-laki serta Maria berasal dari Yerusalem. Kemungkinan Yusuf membawa Maria ikut bersama ke Betlehem demi keamanan, Maria yang tidak lama lagi akan melahirkan kemungkinan akan menjadi pertanyaan dan cibiran banyak orang karena Maria melahirkan lebih cepat dari yang seharusnya. Tuhan dalam kedaulatannya memakai semua peristiwa untuk memenuhi janjinya yang dinubuatkan para nabi “Mesias lahir di kota Daud Betlehem”(Mikha 5:2-3).

Gereja Transfigurasi

Perjalanan kami lanjutkan menuju gunung Tabor. Jalan menuju puncak gunung Tabor curam dan sempit, kami harus berganti mobil yang lebih kecil. Gereja Transfigurasi menyambut kami di puncak gunung Tabor.

“Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes   saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja. Lalu Yesus berubah rupa  di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia” (Matius 17:1-3). Untuk memperingati peristiwa ini, dibangun gereja Transfigurasi diatas gunung Tabor ini. Safi, pemandu wisata kami memberi penjelasan selanjutnya mengenai mengapa Tuhan Yesus bertemu dengan Musa dan Elia, bukan nabi yang lainnya. Ketika Tuhan Yesus mengadakan khotbah di bukit salah satu pengajarannya mengenai hukum Taurat adalah “"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya (Matius 5:17). Tuhan bertemu dengan Musa dan Elia untuk menggenapi ayat ini, Musa melambangkan Taurat dan Elia melambangkan kitab para nabi.

Pemandangan dataran Yizreel (Megiddo) dikelilingi pegunungan Karmel dan Samaria terlihat jelas dari balkon gereja transfigurasi. Lahan pertanian di Yizreel sangat subur sehingga disebut juga “keranjang roti Israel” dan salah satu arti Yizreel adalah Tuhan menabur.
Dataran ini juga dikenal sebagai arena pertempuran dasyat. Pada masa hakim-hakim, Deborah dan panglimanya Barak berhasil mengalahkan 900 kereta besi Sisera raja Kanaan dan pasukannya (Hakim-Hakim 4:4-14). Pertemuran lainnya yaitu Firaun Mesir Thutmose III melawan rakyat Kanaan 15 SM serta Sekutu dipimpin Jendral Edmund Henry Hynman Allenby melawan pasukan Ottoman Turki pada perand dunia 1.

Kitab Wahyu 16:16 menyebutkan di tempat ini akan terjadi pertempuran dasyat  Armageddon (Harmaggedon, Har-Megiddo), kebaikan akan mengalahkan kejahatan.

Sungai Yordan

Tempat berikutnya yang kami kunjungi adalah tempat pembaptisan Yardenit, sungai Yordan. Peristiwa penting yang terjadi di sungai Yordan adalah pembabtisan Tuhan Yesus oleh Yohanes Pembabtis (Matius 3:13-17). Beberapa anggota tur memperbarui komitmen baptisannya, dengan berbaju putih dibaptis selam di sungai Yordan.
Yardenit sebenarnya bukan tempat persis pembabtisan Tuhan Yesus di sungai Yordan. Tempat sebenarnya terletak di Wadi Al-Kharrar Yordania yang disebut juga Bethany Beyond Jordan akan tetapi sebelum perjanjian damai Israel dan Yordania tahun 1994, tempat ini termasuk kawasan militer Yordania (tertutup untuk umum). Setelah ranjau disekitarnya dibersihkan, tempat ini dapat dikunjungi arkeolog, peziarah dan turis. Terdapat empat gereja dari zaman Byzantium, salah satunya dibangun pada gua yang dipercaya menjadi tempat tinggal Yohanes Pembabtis.

Gereja Pelipat Gandaan Roti dan Ikan

Tabgha menjadi tujuan kami selanjutnya. Kami mengunjungi Gereja Pelipat Gandaan Roti dan Ikan tempat Tuhan Yesus melakukan mujizat dengan memberi makan 5000 orang laki-laki, serta perempuan dan anak-anak dengan 5 roti dan 2 ikan. Setelah makan, potongan roti yang tersisa terkumpul 12 bakul (Matius 14:13-21).

Mosaik yang sangat khas dari gereja ini terletak di lantai dekat altar, bakul berisi lima ikan dan dua ikan berada disamping kiri kanannya. Di bawah altar terdapat batu yang dipercaya merupakan batu tempat Tuhan Yesus meletakan ikan dan roti tersebut ketika memberkatinya.

Gereja Primacy of St Peter

Di tepi danau galilea Tabgha terdapat gereja primacy of St Peter. Gereja ini untuk mengingat penampakan Tuhan Yesus yang ketiga kepada murid-muridnya setelah kebangkitannya. Tuhan Yesus kemudian memerintahkan Petrus untuk menggembalakan dombanya sebanyak tiga kali (Yohanes 21:1-19). Pada altar gereja terdapat batu yang dipercaya menjadi tempat Tuhan Yesus menghidangkan ikan dan roti untuk makan pagi murid-muridnya disebut juga “Mensa Christi” (meja kristus).

Semilir angin membuat kami sangat menikmati pemandangan danau Galilea dari belakang gereja.

Kapernaum

Perjalanan selanjutnya menuju Kapernaum. Tuhan Yesus mengajar di sinagoge dan melakukan banyak mujizat dengan menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan di kota ini. Tuhan Yesus mengutuk kota ini bersama dengan Betsaida dan Khorazim, karena mereka menolak untuk percaya pada Tuhan Yesus (Matius 11:20-24). Nubuat ini digenapi kemudian dengan Kapernaum jatuh dalam kehancuran serta kemiskinan dan sampai sekarang Kapernaum hanya reruntuhan tidak dibangun kembali untuk ditinggali dan menjadi situs arkeologi.
Rumah mertua Petrus yang menjadi tempat tinggal Tuhan Yesus telah ditemukan, dan dibangun gereja diatasnya. Rumah ini berdindingkan batu basalt dengan atap dari batang pohon yang ditutupi jerami, sehingga dapat dibuka dengan mudah untuk menurunkan seorang lumpuh seperti yang dijelaskan dalam Matius 2:21-12  (Orang lumpuh disembuhkan).

Di dekatnya terdapat sinagoge yang baru dibangun sebagian dari abad 4 atau 5 M. Sinagoge ini dipercaya dibangun diatas pondasi sinagoge yang ada pada zaman Tuhan Yesus. Sinagoge zaman Tuhan Yesus dibangun oleh perwira Romawi yang pelayanannya disembuhkan dan imannya dipuji Tuhan Yesus (Lukas 7:1-10).

Bukit Sabda Bahagia

Kami mengunjungi gereja sabda bahagia, gereja katolik Fransiskan yang dibangun pada tahun 1938. Beberapa peristiwa penting dalam injil terjadi di sini yaitu Tuhan Yesus mengajarkan perumpamaan penabur dari perahu yang sedang berlabuh (Markus 4:1-9); khotbah di bukit (Matius 5-7) dan Tuhan Yesus memerintahkan murid-muridnya untuk menjadikan semua bangsa murid-Nya dan membaptis mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus (Matius 28:16-20).

Berlian Israel

Hari terakhir kami di Israel diawali dengan mengunjungi pusat penjualan berlian. Israel terkenal dengan teknologi pemotongan dan pengasahan berlian untuk menghasilkan kilauan terbaik yang sangat sempurna di dunia. Kami diajak menonton film documenter tentang berlian dan mengunjungi toko perhiasan berliannya. Kilauan perhiasan berlian itu, sangat indah dan tentu harganya sangat mahal.

Danau Galilea

Danau Galilea tidak banyak berubah sejak zaman Tuhan Yesus. Berapa peristiwa penting dalam alkitab terjadi di danau Galilea; angin ribut diredakan (Markus 4:35-41); mujizat penangkapan ikan (Lukas 5 :1-11), Tuhan Yesus berjalan di atas air (Matius 14:22-33). Kami naik perahu kayu mengelilingi danau Galilea, bersama-sama beribadah menaikkan pujian. Selanjutnya diikuti dengan menyanyikan Indonesia raya kami menaikkan bendera Indonesia dan Israel. Acara akhiri dengan berjoget bersama dengan lagu Poco-poco, Maumere dan Anak Medan yang sangat seru.
Makan siang kami hari ini dengan menu istimewa, ikan Petrus bagi masyarakat Indonesia disebut ikan Mujair. Ikan tersebut diberi nama Petrus berdasarkan Matius 17:24-27. Tuhan Yesus menyuruh Petrus memancing ikan di danau Galilea, kemudian menemukan empat dirham di dalam mulut ikan yang pertama dipancing. Uang tersebut digunakan untuk membayar bea Bait Allah. Ikan Petrus diolah dengan dibakar atau digoreng tanpa banyak bumbu, jadi sebaiknya ditambahkan sendiri sambal dan lain-lain. Kami makan sekenyang-kenyangnya..

Pemeriksaan keluar perbatasan Israel menuju Yordania, tidak seketat ketika masuk ke wilayah Israel. Hanya ada satu kali pemeriksaan , kami menyerahkan kartu ijin tinggal ke petugas. Kami diberi pilihan apakah mau paspornya dicap imigrasi Israel atau tidak. Bila kita mau paspornya dicap, kartu izin tinggalnya wajib dikembalikan ke petugas. Bila kita tidak ingin paspornya dicap, petugas akan mencap di kartu izin tinggal tersebut (tidak perlu dikembalikan kepada petugas). Bila ingin berkunjung ke negara Arab Saudi, Iran dan beberapa negara lain, kemungkinan dengan adanya cap imigrasi Israel dapat mempersulit proses imigrasi.

Sebelum memasuki bus untuk meninggalkan kantor imigrasi Israel, petugas Israel akan kembali memeriksa paspor kami satu persatu. Pemeriksaan ketat di setiap pintu masuk maupun keluar, begitulah cara Israel bertahan di antara negara-negara Arab yang sangat membencinya. Perjalanan di Israel berakhir, selanjutnya menuju negara terakhir Yordania.

Beruntung sekali kami memiliki pemandu wisata seperti Safi, seorang Kristen yang memiliki pengetahuan alkitab, budaya Yahudi dan arkeologi, sehingga kami bisa mendapat penjelasan yang lebih terperinci dan dalam mengenai kisah Tuhan Yesus. Perlu diingat, Tuhan Yesus dan murid-muridnya adalah orang Yahudi dan hidup dalam kebiasaan agama Yahudi. Oleh karena itu, bila kita mengetahui latar belakang budaya dan kebiasaan orang Yahudi pada masa itu, kita akan menemukan pemahaman yang lebih mendalam tentang alkitab.

Apakah Perlu Wisata Rohani / Ziarah ke Israel?

Kita tentu mendengar beberapa pendapat pendeta bahwa tidak perlu ke ziarah ke Israel dikaitkan dengan konflik Palestina-Israel (agar tidak memperkaya Israel yang menindas Palestina). Saya tidak setuju dengan pendapat tersebut.

Ziarah ke holyland adalah tradisi Kristen terutama Katolik yang sudah ada sejak abad ke 3 M. Beberapa tokoh gereja Origen, St Jerome dan St Helena (ibu Konstantine kaisar Roma) mempelopori ziarah ini. Pada abad ke 7 M, holyland dikuasai oleh muslim, sehingga ziarah ke holyland oleh orang Kristen eropa hanya bisa dilakukan pada waktu tertentu saja. Sampai akhirnya pada abad ke 11 M, Seljuks Turki menutup jalur peziarah eropa ke holyland. Masalah ini yang menjadi salah satu alasan utama dibentuk tentara salib. Yerusalem berhasil dikuasai tentara salib pada abad ke 12 M dan peziarah eropa dapat dengan aman berziarah di holyland. Akan tetapi pada abad ke 13 M, Yerusalem berhasil dikuasai muslim dan sekali lagi jalur peziarah ke holyland ditutup. Sampai akhirnya ziarah menjadi ramai kembali ketika Israel memproklamirkan kemerdekaannya.

Sebagian besar situs perjanjian baru yang ada di holyland sudah dibangun gereja katolik maupun orthodox (bukan milik pemerintah Israel) dan hanya ramai bila ada peziarah karena jumlah orang Kristen di holyland sangat sedikit. Juga persembahan peziarah sangat membantu bagi biaya perawatan gereja dan kebutuhan lainnya.

Berziarah mengingatkan kita bahwa apa yang diceritakan di dalam alkitab tentang Tuhan Yesus memang pernah terjadi. Tetapi bila kita terlalu sibuk dengan berbelanja dan foto-foto, kita akan kehilangan waktu untuk menghayati dan merenungkan alkitab.

Soal penindasan dan penjajahan Israel atas Palestina adalah soal perebutan tanah Secara ekonomi tidak hanya Israel, Palestina justru bisa berkembang dengan adanya peziarah. Betlehem dan Yerikho adalah kota-kota yang dikuasai Palestina yang menjadi tujuan ziarah, sekarang penuh dengan hotel, restoran dan pedagang cenderamata yang menjadi mata pencarian mereka. Justru ketika peziarah tidak datang, sangat merugikan Palestina. Jadi, bagi saya peziarah sangat menguntungkan Palestina, Israel dan gereja-gereja yang ada di holyland. Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi semua..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar