Minggu, 01 Juli 2018

Liburan Seru di 8 Tempat Wisata Hits Kota Roma Kurang Dari 12 Jam

Basilika Santo Paulus
1. Basilika Santo Paulus

Jam 12 siang penjelajahan tempat wisata hits di kota Roma saya mulai. Perjalanan pertama menuju Basilika Santo Paulus di luar tembok. Gereja ini terletak di Via Ostiense dekat dengan stasiun Basilica di San Paolo jalur Metro Line B (Laurentina). Berkunjung ke gereja ini tidak perlu membayar tiket (gratis).

Memasuki area masuk gereja terlihat tentara Italia bersenjata lengkap tampak berjaga-jaga di depan pintu masuk gereja. Berbagai serangan teroris yang sering terjadi di Eropa membuat tentara ikut menjaga banyak tempat wisata.
Basilika Santo Paulus
Memasuki ruangan basilika yang besar dan megah, saya terpesona dengan lukisan (mosaik) berwarna keemasan yang memenuhi dinding maupun atap gereja. Di tengah gereja terdapat altar yang dengan tangga menuju ruangan bawah. Disana saya bisa melihat makam rasul Paulus dan rantai yang mengikat rasul Paulus ketika akan di hukum mati. Terihat banyak sekali peziarah serta suster yang berdoa.
Makam dan rantai yang mengikat rasul Paulus
Menurut tradisi gereja, rasul Paulus dihukum mati dengan cara di penggal kepalanya pada abad pertama Masehi di kota Roma. Para pengikut rasul Paulus kemudian menguburkan jenasahnya serta membuat suatu peringatan di atas makamnya, cella memoriae. Pada tahun 324 M atas perintah kaisar Konstantin dibangun gereja kecil di atas makam ini. Gereja ini kemudian mengalami beberapa kali renovasi hingga menjadi semegah dan sebesar ini.

Keistimewaan mosaik gereja ini adalah pada dinding atas gereja terdapat mosaik (lukisan) Paus mulai dari rasul Petrus sampai Paus Francis yang sekarang bertahta. Hanya lukisan Paus Francis ini yang bercahaya (terang). Gereja ini tidak terlalu ramai dikunjungi turis karena letaknya yang agak jauh dari pusat kota Roma, kebanyakan yang mengunjungi gereja ini adalah peziarah.

Setelah menyelusuri keindahan susut-sudut gereja, rasa lapar mulai menyerang, saatnya makan. Saya memilih makan di restoran yang letaknya tidak jauh dari gereja. Menu yang saya pesan carbonara dan babi panggang kentang. Ternyata butuh waktu lama sekitar lebih 20 menit menunggu makanan dihidangkan, saya yang sudah kelaparan berat harus menahan lapar.  

Akhirnya hidangan datang juga, yang pertama datang carbonara (spageti dengan saus creamy keju dan telur). Spagetinya dimasak setengah matang jadinya agak keras, saya lebih suka bila spagetinya lebih matang dan lembek. Setelah carbonaranya habis, menu kedua babi panggang kentang baru dihidangkan. Kebiasaan makan di Italia, makanan utama dihidangkan satu jenis dulu setelah habis selanjutnya dihidangkan yang berikutnya, tidak sekaligus. Terakhir secangkir kopi espreso hitam dan pahit untuk pencernaan. 
Carbonara
Meja di restoran Italia punya ciri khas yaitu selalu dilapisi 2 lapis taplak meja. Lapisan paling atas selalu baru (setiap kali pengunjung selesai makan segera diganti dengan baru untuk pengunjung selanjutnya). Tidak ada meja yang tidak dilapisi taplak.

2. Piramida Cestius

Dari stasiun metro Basilica di San Paolo saya menuju stasiun metro Piramide untuk mengunjungi piramid yang ada di kota Roma. Keluar dari stasiun metro Piramide saya berjalan kaki menuju Piramida Cestius yang jaraknya tidak lebih dari 500 meter. Dari kejauhan terlihat piramid yang tinggi dan putih cemerlang bersebelahan dengan jalanan umum yang ramai. 
Piramid Cestius
Piramida ini adalah makam Caius Cestius salah satu pejabat Romawi yang dibangun pada tahun 18-12 sebelum masehi setelah kerajaan Romawi menaklukan Mesir. Tinggi piramid ini 36 meter, dan dasarnya di bawah permukaan jalan. Pemandangan menarik ditengah kota Roma.

3. Colosseum

Tujuan selanjutnya Colosseum, dari stasiun metro Piramide perjalanan saya lanjutkan ke stasiun metro Colosseo. Keluar dari stasiun metro, pemandangan Colosseum yang megah diseberang jalan membuat saya terpana. Tepat disebelah Colosseum terdapat Roman Forum sisa-sisa reruntuhan kerajaan Romawi. Dua tahun yang lalu saya juga mengunjungi Colosseum dan Roman Forum tetapi tidak masuk ke dalam bangunannya.
Bagian Luar Colosseum
Loket antrian tiket Roman Forum nampak lengang, saya ikutan antriannya dan ternyata bisa membeli tiket gabungan Colosseum dan Roman Forum seharga 12 euro.  Sebelum masuk ke Colosseum dilakukan pemeriksaan X-ray. Tas berukuran besar (back pack) tidak diijinkan dibawa masuk, sebaiknya memang membawa tas berukuran kecil saja dan botol minum  yang dibawa kecil saja karena dibeberapa tempat disediakan mata air minum gratis. Dalam waktu bersamaan hanya 3.000 orang yang diijinkan masuk ke dalam Colosseum.

Masuk ke dalam Colosseum saya terpesona dengan kemegahan dan begitu besarnya amphiteater ini. Pada masa Romawi Colosseum dapat menampung 50.000 – 80.000 orang seperti stadium sepakbola masa kini. Pembangunannya dimulai dibangun sejak tahun 72 masehi oleh kaisar Romawi Vespasian dan selesai pada tahun 80 masehi oleh kaisar Titus.
Arena Gladiator Colosseum
Oleh pemerintah Romawi Colosseum dijadikan tempat hiburan pertunjukan berdarah bagi masyarakat Roma. Pertarungan antara binatang, pertarungan antara tahanan dan binatang, eksekusi tahanan, pertarungan air (dengan cara membanjiri area), serta pertarungan antar tahanan (gladiator) adalah pertarungan yang sering dilakukan di tempat ini.

Menyusuri lorong-lorong Colosseum terlihat tiang-tiang besar yang masih kokoh berdiri sejak ribuan tahun yang lalu. Beberapa bagian Colosseum yang rusak akibat gempa bumi dan penjarahan mulai di renovasi. Naik ke lantai dua telihat jelas lantai arena yang hancur sehingga terlihat lorong-long bawah tanah sebagai tempat persiapan pertandingan serta ruang tahanan.

Pada ujung lantai dibangun lantai kayu sebagai contoh lantai pada masa lalu, dan terdapat salib pada ujung lambang kemenangan Kristus di tempat penganiayaan umatnya. Banyak umat Kristen pada masa Romawi ditahan dan dihukum mati dengan cara dilempari batu, dimakan hewan buas, dibakar dan disalibkan di tempat ini salah satu yang terkenal adalah Bishop Ignatius dari Antiokia.

Colosseum adalah ruangan terbuka sehingga terkena langsung matahari, siapkan topi sebagai peneduh di bawah teriknya matahari serta tenaga untuk naik turun tangga menjelajahi Colosseum yang luas.

4. Roman Forum

Selanjutnya mengunjungi Roman Forum yang terletak bersebelahan dengan Colosseum. Memasuki Roman Forum saya menyusuri Palatine Hill terlihat reruntuhan rumah-rumah kaisar dan pejabat Romawi, yang menarik rumah-rumah tersebut dibangun dengan susunan batu bata merah seperti bangunan rumah zaman modern.
Dinding Batu Bata Zaman Romawi
Dari atas bukit Palatine terlihat taman kota di pusat kota Roma, tempat diadakan konser dan pesta perayaan contohnya pesta kemenangan Italia pada piala dunia 2006. Pada masa Romawi tempat ini adalah stadium balap kereta kuda Circus Maximus.
Reruntuhan Roman FOrum
Pada bagian lembah terlihat reruntuhan Roman Forum yang pada masa lalu adalah pusat kota Romawi tempat berdirinya istana, gedung senator, kuil-kuil, pasar dan taman cantik. Kompleks ini besar dan untuk memahami serajah reruntuhan bangunan ini menggunakan audio guide atau bersama pemandu wisata agar mengerti sejarah bangunan tersebut.

Beberapa bangunan penting di Roman Forum :
  1. Kuil Antoninus Pius, kuil yang dibangun  tahun 141 Masehi dan didedikasikan untuk Antoninus Pius dan istrinya Faustina.
  2. Kuil Saturn, kuil pertama di Roman Forum. Kuil pemujaan dewa utama Romawi yang dibangun tahun 497 sebelum masehi.
  3. Arch of Titus, tugu kemenangan Romawi tertua. Tugu ini lambang kejayaanTitus dalam menghancurkan dan mengalahkan bangsa Israel pada tahun 70 masehi.
  4. Kuil Vesta, bangunan paling suci dan penting pada masa Romawi. Di dalam kuil ini terdapat api suci abadi yang dijaga oleh 6 pendeta wanita dari kalangan keluarga paling terhormat di Roma.
  5. Rumah Vesta, rumah tempat tinggal perawan vesta (pendeta wanita). Terdapat taman dan patung-patung vesta.
    Rumah Vesta
5. Monumen Viktor Emmanuel II

Dari pintu keluar Roman Forum saya belok kiri menyusuri trotoar pejalan kaki sekitar 200 meter sampailah saya di Monumen Viktor Emmanuel II. Monumen ini sangat besar dan megah dari marmer putih yang dipenuhi patung-patung sangat kontras dengan bangunan disekitarnya yang berwarna coklat tanah. 

Monumen ini dibangun sebagai penghormatan terhadap raja pertama Italia Viktor Emmanuel II yang menyatukan Italia. Patung Viktor Emmanuel II yang mengendarai kuda terlihat menjulang tinggi. Pada monument ini juga terdapat altar of fatherland yang dilambangkan dengan makam tentara Italia yang tidak dikenal yang terbunuh pada perang dunia ke 1 dengan api abadi dan terletak dibawah patung dewi Romawi.
Monumen Viktor Emanuel II
Pada musim semi seperti ini banyak sekali turis yang mengunjungi Roma, sehingga di jalan banyak terlihat tumpukan sampah beserakan, tempat sampah yang disediakan tidak banyak serta sudah penuh dengan sampah. Walaupun demikian kita jangan ikut-ikutan buang sampah sembarangan. Banyak tempat wisata terkenal lainnya yang berdekatan dengan monumen ini dan sebaiknya ditempuh dengan berjalan kaki walaupun agak lumayan juga jalannya. Di pusat kota Roma penggunaan kendaraan dibatasi bahkan di tempat tertentu dilarang sehingga berjalan kaki adalah cara untuk mengunjungi tempat yang satu dengan lainnya.

6. Pantheon

Menelusuri jalan kecil kota Roma, saya berjalan menuju Pantheon. Dikiri kanan jalan terlihat banyak restoran, toko pakaian, serta berbagai cendera mata. Berbeda dengan Jakarta, pusat perdagangannya dikuasai mall besar, di Roma mall nya tidak besar dan tidak sebanyak di Jakarta yang ada adalah banyak toko-toko kecil (outlet) tersebar di pusat kota. Bagi saya ini menandakan ekonomi lebih merata tidak dikuasai segelintir orang seperti di Jakarta.
Pantheon tampak depan
Dari kejauhan terlihat deretan tiang-tiang besar dan kokoh bangunan Pantheon. Bangunan ini pada masa Romawi adalah kuil para dewa dewi Romawi. Pantheon adalan bagunan Romawi kuno yang bertahan dan terpelihara dengan baik sampai sekarang karena terus digunakan dari generasi ke generasi. Sejak abad ke 7 masehi, Pantheon dijadikan gereja yang didedikasikan untuk Santa Maria dan Para Martir.
Oculus
Masuk ke dalam Pantheon terlihat ruangan bulat (rotunda) terbuat dari pualam yang dilengkapi kubah besar yang sering disebut kubah langit. Pada puncak kubah terdapat lubang ventilasi dan sumber cahaya terbuka ke langit yang dinamakan oculus (mata besar). Pantheon juga menjadi tempat pemakaman pelukis Raphael, Raja Viktor Emanuel I dan Raja Viktor Emanuel II.

7. Trevi Fountain

Berjalan menelusuri jalan-jalan sempit, tujuan selanjutnya Trevi Fountain. Air mancur bergaya Baroque ini sangat terkenal dan sangat ramai dikunjungi turis. Patung Neptunus menunggangi lumba-lumba serta berbagai mahluk laut dan dewa dewi menghiasi air mancur ini.
Trevi Fountain
Saya harus berdesak-desakan dan antri di antara kerumunan orang untuk bisa melihat dan mendekati air mancur untuk melempar koin. Menurut tradisi dengan melempar koin dengan tangan kanan melalui bahu kiri maka di masa depan kita akan mengunjungi Roma. Tumpukan koin terlihat memenuhi dasar kolam air mancur ini.

8. Spanish Step
Piazza Spagna
Pada musim semi ini matahari terbit sekitar pukul 06.00 pagi dan tenggelam sekitar pukul 21.00, hari yang sangat panjang yang berjalan-jalan. Menjelang matahari terbenam ini saya menuju Spanish Step. Saya menyusuri ratusan anak tangga yang menjadi tempat nongkrong  banyak orang ini, dari air mancur Fontana La Barcaccia naik sampai ujung anak tangga yaitu gereja Triniti dei Monti. Rasa capek yang terasa terbayar dengan pemandangan kota Roma dan kubah vatikan dengan langit berwarna orange pada saat matahari terbenam yang sangat cantik. 
Senja dari Puncak Spanish Step
Fontana La Barcaccia pernah mengalami kerusakan parah pada tahun 2015 akibat ulah fans sepakbola Belanda yang menghadiri pertandingan sepakbola UEF antara Feyenoord (tim Rotterdam Belanda) melawan AS Roma. Air mancur tersebut dipenuhi sampah, balon, botol bir dan patung air mancur tergores disana sini. Kerusakan ini membuat pemerintah Italia memaksa pemerintah Belanda untuk membayar biaya renovasi air mancur ini.
Fontana La Barcaccia dan Spanish Step
Pemandangan lain yang terlihat di Roma adalah begitu banyak orang Bangladesh berjualan di jalan ataupun di toko-toko cendera mata. Sering kali mereka memaksa dalam menawarkan barang-barang dagangannya seperti halnya ketika kita pergi ke objek wisata di Indonesia. Italia adalah negara kedua dengan populasi imigran Bangladesh terbesar setelah Inggris di benua Eropa. Kebanyakan dari mereka menggunakan dokumen palsu. 

Imigran kulit hitam juga banyak terlihat, para imigran inilah yang membuat kota Roma semakin kotor dan semakin berbahaya. Banyak pencopet dimana-mana dan membuat turis sangat terganggu. Permasalahan imigrasi inilah yang menjadi permasalahan besar di Italia dan negara-negara Eropa lainnya, sehingga di Italia partai populis dan partai neo nazi yang berkeinginan memperketat perbatasan dan imigran memenangkan pemilu.

Walaupun kota Roma tidak terlalu bersih, banyak pencopet, banyak imigran yang menggangu tetapi pesonanya tetap sangat kuat menarik lebih dari 50 juta turis berkunjung setiap tahun. Kekayaan sejarah, arsitektur masa Romawi kuno sebagai pusat peradaban Eropa serta gereja cantik menjadi daya tarik yang terus mempesona.

Tidak terasa sekarang sudah jam 9 malam dan 8 tempat wisata paling hits di Roma sudah saya kunjungi dalam waktu kurang dari 12 jam. Perjalanan di Roma ini saya akhiri dengan makan malam di restoran dekat Spanish Step. Seperti biasa harus menunggu lama lebih dari 20 menit sebelum sepiring pizza lezat datang. Kesabaran memang sangat dibutuhkan di restoran Italia. Hari sudah malam saatnya menuju Tuscany, mari kita jelajahi lagi keindahan wilayah utara Italia ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar