Jumat, 06 Juli 2018

Terpukau dengan Menara Pencakar Langit Abad Pertengahan San Gimignano

Menara San Gimignano
Menikmati udara pagi Jakarta di minggu pagi Car Free Day dengan pemandangan gedung-gedung pencakar langit Jakarta adalah kegiatan yang menyegarkan kepenatan kesibukan kerja. Gedung-gedung pencakar langit ini mulai menghiasi pemandangan langit Jakarta sejak tahun 80 an atau 90an abad 20 masehi. Begitu juga kota-kota modern lain di dunia gedung-gedung pencakar langit kebanyakan dibangun di abad 20 masehi. Ada nggak yah kota masa lalu yang punya pemandangan pencakar langit yang masih bisa kita lihat sekarang?

Ternyata di wilayah Tuscany Italia, terdapat kota kecil San Gimignano yang terkenal dengan menara-menara pencakar langitnya dari abad pertengahan 13 Masehi dan senang sekali petualangan saya di Tuscany bermula disini. Perjalan menuju San Gimignano juga sangat memanjakan mata dengan pemandangan indah hamparan kebun anggur, ladang gandum, pohon zaitun dan pepohonan hijau di  kanan kiri jalan.

Pemandangan Hijau
Dari kejauhan terlihat kota abad pertengahan ini tampak kokoh dengan tembok kota tebal di sekelilingnya. Suasana masa lalu abad pertengahan sangat terasa ketika saya mulai masuk ke dalam kota, lewat pintu gerbang kota yang besar. Saya menyelusuri jalanan berbatu yang kiri kanannya berdiri kokoh bangunan tua sejak zaman pertengahan. Dinding bangunannya tidak diberi lapisan sehingga terlihat jelas batu-batu penyusun dinding. Lantai satu dari bangunan tersebut disulap menjadi toko-toko kecil nan cantik yang menjual berbagai macam makanan maupun souvenir sedangkan lantai duanya untuk tempat tinggal.
Jalan Berbatu San Gimignano
Kendaraan dilarang masuk ke dalam kota (tempat parkir disediakan di luar tembok kota)  sehingga saya harus berjalan kaki untuk menjelajahi kota ini. Sampai di Piazza Cisterna terlihat 13 menara-menara tinggi pencakar langit menghiasi pemandangan langit yang sangat mempesona. Terdapat sumur ditengah-tengah piazza yang merupakan sumber air bagi penduduk kota di masa lampau sehingga mereka tidak harus keluar dari tembok kota untuk mengambil air. Saya berbaur dengan begitu banyak turis yang mengunjungi kota ini.
Turis-turis menikati pemandangan langit San Gimignano
San Gimignano pada abad pertengahan adalah kota peristirahatan bagi peziarah katolik yang hendak berkunjung ke kota Roma dan Vatikan. Selain itu perdagangan hasil pertanian membuat penduduk kota ini menjadi kaya raya. Tetapi kemudian terjadi persaingan antara keluarga sehingga setiap keluarga berlomba-lomba membangun menara yang paling tinggi sampai akhirnya berdiri 72 menara pencakar langit di kota ini. Persaingan ini berakhir ketika pemerintah kota membuat peraturan bahwa tidak boleh ada menara yang lebih tinggi dari Palazzo Comunale sehingga beberapa menara dirubuhkan dan tersisa 13 menara.
Menara San Gimignano
Awalnya saya tidak terlalu tertarik mengunjungi museum dan gereja yang terlihat sepi tetapi karena diajak oleh temen saya, akhirnya saya iyakan saja. Biaya masuk ke museum dan gereja  6 euro, ditambah biaya sewa audio guide 2 euro. Ternyata tidak rugi masuk  ke museum ini, banyak sekali koleksi lukisan, patung, serta benda-benda bersejarah lainnya yang bisa kita lihat.

Koleksi yang paling menarik perhatian saya adalah 2 lukisan pada kayu karya Mateo Roselli pada tahun 1578 - 1650. Lukisan ini satunya berjudul Saint Francis and Saint Clare yang satunya lagi Jesus Christ and Saint Maria Magdalene. Kedua lukisan ini akan menampakkan gambar yang berbeda bila kita lihat dari sisi berbeda. Bila dilihat dari sisi kiri terlihat wajah pada masing-masing lukisan Saint Francis dan Jesus Christ, sedangkan bila dilihat dari sisi kanan terlihat wajah Saint Clare dan Saint Maria Magdalene.
Dilihat dari sisi kiri wajah Saint Francis dan Jesus Christ
Dari Sisi Kanan Wajah Saint Clare dan Saint Maria Magdalene
Gereja (duomo) San Gimignano terlihat biasa saja, tidak terlalu menarik bila dilihat dari  luar. Dinding batu tua dan usang dan tidak terlalu banyak ukiran maupun patung untuk mempercantik. Ketika saya memasuki duomo ini, ternyata ruangan dalam gereja sangat besar dan cantik, lukisan-lukisan cantik warna warni memenuhi seluruh dinding maupun atap, praktis tidak ada dinding yang tanpa lukisan. Suasana dalam gereja agak remang-remang untuk mengurangi cahaya masuk sehingga lukisan pada dinding yang sudah ada sejak tahun 1300 tetap terjaga terlihat warnanya masih terang dan gambarnya jelas.
Bagian depan Gereja San Gimignano
Pada dinding kanan gereja terlihat lukisan kisah perjanjian lama yang terbagi menjadi 3 tingkat. Dimulai dari sisi kiri atas lukisan penciptaan dunia dan manusia, Adam dan Hawa di taman Eden serta penciptaan Hawa, Adam dan Hawa makan buah terlarang, terusir dari taman Eden, Kain dan Habel, Nuh dan bahterahnya, Abraham, Yusuf, Musa dan Ayub. Pada dinding kiri lukisan kisah kehidupan, penyaliban dan kebangkitan Tuhan Yesus dari perjanjian baru. Saya takjub dengan keindahan duomo yang sangat cantik ini.
Lukisan di dinding kanan tentang Kehidupan Yesus Kristus
Keindahan gereja San Gimignano yang dipenuhi lukisan
Pada masa lalu duomo adalah lambang harga diri suatu kota. Semakin cantik arsitektur maupun interior suatu duomo (yang membutuhkan biaya besar) menandakan kemakmuran dan kekayaan kota tersebut. Termasuk San Gimignano yang sangat kaya raya pada abad pertengahan.
Perjalanan yang sangat menyenangkan, selanjutnya perjalanan menikmati keindahan pemandangan bak lukisan Val D'Ocia....        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar