Turkish Air |
Dua tahun sebelumnya saya menggunakan Etihad, penerbangan Kuala Lumpur - Paris dan Roma - Jakarta dengan harga 8,5 juta ditambah Jakarta - Kuala Lumpur 500 rbu, total 9 juta rupiah. Saya mencoba cara yang sama beli tiketnya tahun ini ternyata harga tiket Etihad lebih dari 15 juta. Harganya sudah berubah jauh dibanding dua tahun sebelumnya.
Baru kali ini saya mencoba naik pesawat Turkish Air kelas ekonomi, jurusan Jakarta - Roma dan transit di Istanbul. Fasilitas tiket memadai, bagasi 30 kg, kabin 8 kg, makanan dan minuman serta check in online dan memilih kursi. Saya lebih suka memilih kursi di dekat jalur jalan agar mudah keluar pesawat dan ke toilet.
Hari keberangkatan tiba, penerbangan Turkish Air lewat terminal 2 internasional bandara Soekarno Hatta, belum ikutan pindah ke terminal 3 internasional. Saya masih harus menjalani 2 kali pemeriksaan, sebelum masuk area check in dan sebelum masuk ruang tunggu. Berbeda dengan beberapa bandara lain misalnya Bandara Sepinggan Balikpapan, pemeriksaan X-ray satu kali, sebelum masuk ruang tunggu tidak ada pemeriksaan x-ray sebelum check in.
Selanjutnya saya menuju imigrasi dan menunjukkan visa Schengen, petugas imigrasi sedikit bertanya tentang tujuan ke Eropa apakah bekerja, saya jawab untuk berwisata karena visa Schengennya untuk wisata.
Cairan yang boleh dibawa ke kabin hanya 100 mL,
sedangkan saya masih membawa botol aqua yang masih penuh, akhirnya saya minum setengah dan sisanya nitip buang di
ember petugas kebersihan.
Sebelum menuju X-ray saya sudah melepaskan jacket, ikat
pinggang dan jam tangan agar proses cepat. Menjengkelkan sekali melihat penumpang
tidak siap sedia dan melepaskan perlengkapan tersebut di depan alat X-ray
sangat menghambat antrian dibelakangnya.
Kursi
Rute pertama menuju Istanbul Turki.
Pesawat yang saya tumpangi agak besar dalam satu baris sembilan kursi. Kelebihan pesawat besar, goncangan selama terbang relatif tidak terlalu terasa dibanding pesawat berukuran kecil. Jarak kursi satu dengan lain agak lapang dan diberi pijakan kaki di kursi depannya.
Perlengkapan yang tersedia adalah selimut dan bantal serta pouch Institute Karite Paris berisi sikat dan pasta
gigi, lip balm, penutup mata, penutup telinga dan kaos kaki. Bagi saya AC di pesawat dingin banget jadi selimut sangat penting. Hiburan yang
disediakan juga menarik, film terbaru, maupun blockbuster, game serta lagu-lagu
terbaru dan popular lainnya.
Istimewanya video instruksi keselamatan dibintangi
Zach King, Youtuber yang terkenal dengan video sulapnya. Trik sulap Zach King mengiringi setiap bagian
penjelasan keselamatan. Saya yang biasanya males-malesan nonton video instruksi keselamatan jadi lebih memperhatikan, video mengesankan dan tidak
membosankan ini.
Pesawat yang saya tumpangi agak besar dalam satu baris sembilan kursi. Kelebihan pesawat besar, goncangan selama terbang relatif tidak terlalu terasa dibanding pesawat berukuran kecil. Jarak kursi satu dengan lain agak lapang dan diberi pijakan kaki di kursi depannya.
Pouch Karin Institute |
Zach King Video Keselamatan |
Makanan
Makanan yang dihidangkan lumayan enak yaitu ayam panggang dan pasta, urap sayuran, puding, potongan buah segar dan roti. Pilihan minumannya juga banyak kopi, teh, jus buah berbagai rasa coca cola, anggur dan minuman beralkohol juga disediakan. Untuk sarapan disediakan omelet, roti dan salad. Selama perjalanan perut terjamin.
Makan Malam |
Makan Pagi |
Saya transit di bandara Ataturk Istanbul selama 3 jam, untuk ganti pesawat menuju
ke Roma. Semua penerbangan jarak jauh contohnya dari Asia tenggara ke Eropa dan sebaliknya selalu transit di bandara hub nya untuk efisiensi bahan bakar
dan meningkatkan jumlah penumpang.
Turun dari pesawat, bus tersedia untuk mengantar ke terminal kedatangan. Sebelum masuk ke terminal seluruh barang bawaan diperiksa
melewati X-ray, tas, handphone, jam tangan, ikat pinggang serta laptop harus
dikeluarkan dari tas diletakkan terpisah (ini yang sering dilupakan). Berbeda pesawat Turkish Air asal Eropa yang transit di bandara ini tidak perlu melalui pemeriksaan
X-Ray sebelum menuju ruang terminal bandara, petugas hanya memeriksa tiket
penerbangan selanjutnya.
Bandara Ataturk Istanbul |
Tiket penerbangan Turki Roma sudah dicetak sejak check in awal di
Jakarta. Pada boarding pass tercantum boarding time (1 jam
sebelum keberangkatan) tetapi tidak mencantumkan nomor pintu keberangkatan. Sambil menunggu pengumuman pintu keberangkatan yang akan diumumkan 2 jam sebelum keberangkatan, saya keliling-keliling dulu di terminal.
Fasilitas Terminal 1 Internasional Bandara Ataturk Istanbul ini lengkap mulai dari toko duty
free, restoran makanan Asia maupun Eropa, toko barang-barang bermerek dan food court. Terminal ini terasa seperti
mal di Jakarta.
Bandara Ataturk |
. 08.30 – 11.00
(Sightseeing Tour)
· 09.00 – 15.00 (Tour)
· 09.00 – 18.00 (Tour)
· 12.00 – 18.00 (Tour)
· 16.00 – 21.00 (Cultural Walk Tour)
· 09.00 – 15.00 (Tour)
· 09.00 – 18.00 (Tour)
· 12.00 – 18.00 (Tour)
· 16.00 – 21.00 (Cultural Walk Tour)
Panduan dalam bahasa Inggris serta
biaya makan (sarapan dan makan siang), tiket masuk ke Museum dan situs
sejarah tersedia secara gratis. Tetapi tetap
harus membayar VOA (Visa On Arrival) Turki.
Informasi lengkapnya klik disini. Sayang sekali
saya hanya transit sekitar 3 jam jadi tidak bisa ikut tur ini.
Rute berikutnya penerbangan Istanbul – Roma selama 3 jam. Jaraknya lebih dekat sehingga fasilitasnya tidak selengkap penerbangan sebelumnya. Fasilitas yang tersedia layar
hiburan, bantal dan satu kali makan serta berbagai minuman akan tetapi selimut dan
pouch tidak tersedia. Saat ini adalah bulan puasa (Ramadhan) tetapi makanan
tersedia seperti biasanya. Fasilitas yang asik ini membuat saya lebih menikmati penerbangan panjang ini.
Bandara Fumicino, Roma
Turun dari pesawat, saya sudah disambut dengan pemeriksaan X-Ray, selanjutnya menuju pemeriksaan paspor imigrasi yang antriannya sangat panjang. Khusus pemegang paspor eropa dan USA serta membawa anak-anak mendapat prioritas jalur khusus. Setelah sekitar 40 menit menunggu antrian imigrasi, akhirnya dapat cap imigrasi italia juga di paspor. Lanjut menuju pengambilan bagasi, tidak lama ditunggu datanglah koper saya. Saya keluar pintu yang tidak pakai pemeriksaan x-ray.
Bandara Fumicino, Roma
Turun dari pesawat, saya sudah disambut dengan pemeriksaan X-Ray, selanjutnya menuju pemeriksaan paspor imigrasi yang antriannya sangat panjang. Khusus pemegang paspor eropa dan USA serta membawa anak-anak mendapat prioritas jalur khusus. Setelah sekitar 40 menit menunggu antrian imigrasi, akhirnya dapat cap imigrasi italia juga di paspor. Lanjut menuju pengambilan bagasi, tidak lama ditunggu datanglah koper saya. Saya keluar pintu yang tidak pakai pemeriksaan x-ray.
Petualangan di Italia di mulai…..