“Jalannya bersih dan rapi beda
banget sama Kairo” komentar beberapa anggota tur ketika kami memasuki Israel. Suasananya
seperti jalan-jalan di Eropa. Betlehem kota kelahiran Tuhan Yesus sudah,
Yerusalem kota Tuhan Yesus disalibkan sudah, sekarang lanjut ke Galilea tempat
Tuhan Yesus dibesarkan dan mengajar.
Caesarea Maritima
Kami melewati kota ini dalam
perjalanan menuju daerah Galilea. Kota ini didirikan oleh Herodes dan menjadi
tempat tinggal Pontius Pilatus gubernur Romawi yang menyalibkan Tuhan Yesus.
Kami mengunjungi salah satu peninggalan Romawi yang masih ada sampai sekarang yaitu
saluran air peninggalan Romawi yang membawa air dari gunung Karmel, sambil
menikmati pemandangan pantai didekatnya.
Saluran Air Romawi |
Gereja Perkawinan Kana |
Bunda Maria berkebaya dan kain |
Lembah Megido |
Pembabtisan di sungai Yordan |
Kota situs arkeologi Kapernaum |
Danau Galilea |
Perjalanan kami lanjutkan, kemudian
kami singgah sebentar di gereja Stella Maris. Di bawah altar gereja ini
terdapat gua yang dipercaya sebagai tempat tinggal nabi Elia.
Haifa
Kota berikutnya yang kami kunjungi adalah
Haifa, kota pelabuhan Israel yang sangat ramai, sambil melihat Bahai Shrine. Kepercayaan
Bahai percaya pada Tuhan yang maha Esa dan menekankan pada kesatuan rohani umat
manusia. Abraham, Tuhan Yesus, Budha dan Muhammad mereka anggap sebagai nabi
yang pengajarannya digenapi melalui kehidupan dan pekerjaan Baha’ullah. Sayang
sekali Bahai Shirine nya tutup, jadinya kami hanya melihat dari kejauhan,
bangunan yang dikelilingi taman yang indah.
Kana
Tujuan akhir kami hari ini
mengunjungi gereja pernikahan Kana. Gereja perkawinan Kana didirikan oleh
Fransiskan untuk mengingat mujizat pertama Tuhan Yesus mengubah air menjadi
anggur pada pernikahan di Kana (Yohanes 2:1-11). Anggur perkawinan Kana,
oleh-oleh khas Kana, banyak dijual disekitar gereja, tetapi pemandu wisata kami
Safi mengarahkan kami membeli anggur yang paling enak di toko yang terletak di depan
persis gereja.
Safi pemandu kami memberi penjelasan
menarik mengapa Tuhan Yesus berkata agak kasar pada ibunya Maria (ayat 4). Budaya
pada masa Tuhan Yesus bahkan sampai sekarang dalam perkawinan adalah ruangan
untuk pria dan wanita dipisahkan dan tidak boleh ada interaksi diantara
keduanya. Maria ibu Tuhan Yesus mengetahui bahwa pemilik pesta kehabisan anggur
sehingga Maria cepat-cepat masuk ke ruangan para pria, memberitahukannya pada
Tuhan Yesus dan kemudian pergi. Oleh karena itu, Tuhan Yesus berkata demikian
kepada ibunya karena melanggar kebiasaan.
Kami mengadakan kebaktian untuk
mengingatkan janji pernikahan beberapa pasangan di salah satu ruangan gereja.
Nazaret
Untuk beberapa hari ke depan ini
kami menginap di Nazaret. Kota tempat tinggal Tuhan Yesus, Maria dan Yusuf. Oleh
karena Yesus berasal dari Nazaret, pengikutnya (orang Kristen) disebut juga
Nasrani.
Nazaret adalah kota yang baru dibangun
pada zaman Tuhan Yesus. Keluarga Maria yang berasal dari Yerusalem dan keluarga
Yusuf yang berasal dari Betlehem termasuk beberapa keluarga kira-kira 200
orang, termasuk keluarga-keluarga pertama yang menetap di kota ini.Nazaret
tidak tercatat dalam kitab perjanjian lama dan dianggap kota yang terpencil dan
tidak penting. Oleh karena itu, Natanael salah satu murid Tuhan Yesus pada awal
diberitahukan bahwa Yesus dari Nazaret adalah Mesias berkomentar "Mungkinkah
sesuatu yang baik datangdari Nazaret?" (Yohanes 1:46).
Selanjutnya ketika Filipus membawa Natanael kepada Tuhan Yesus dan
Tuhan Yesus berkata bahwa Natanael adalah seorang Israel sejati tidak ada
kepalsuan di dalamnya karena Tuhan Yesus melihat Filipus dibawah pohon ara,
maka Filipus langsung mempercayai bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias (Yohanes
1:47-49). Kebiasaan orang Yahudi adalah mereka mempelajari taurat di bait Allah
atau sinagoge, bila mereka tidak bisa tempat tersebut, mereka akan mempelajari
taurat di bawah pohon Ara. Natanael menyadari bahwa Tuhan Yesus mengetahui isi
hatinya dan kebiasaan yang sering dia lakukan, walaupun belum pernah saling
mengenal. Oleh karena itu, dia percaya bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias.
Gereja Kabar Gembira
Tujuan pertama kami Gereja Kabar
Gembira, gereja Kristen terbesar di timur tengah. Di tengah-tengah terdapat gua
yang dipercaya merupakan tempat tinggal
Maria, ibu Tuhan Yesus dan di tempat ini juga malaikat Gabriel memberitahukan
Maria yang saat itu berusia 14 tahun bahwa dia akan mengandung anak Allah (Tuhan
Yesus) (Lukas 1:26-38).
Tembok disekeliling halaman gereja
dihiasi lukisan bunda Maria dari berbagai negara dengan pakaian dan budaya khas
negara masing-masing. Bunda Maria versi Indonesia menggunakan kebaya dan kain
sarung.
Safi, pemandu wisata kami memberi
penjelasan seputar kelahiran Tuhan Yesus berkaitan dengan konteks budaya Yahudi
pada masa itu. Ketika Yusuf mendengar bahwa Maria tunangannya mengandung, maka
muncul niat dalam hati Yusuf untuk menceraikan Maria (Matius 1:19). Menurut
hukum Musa apabila gadis yang sudah bertunangan tidur dengan laki-laki lain,
hukumannya keduanya dilempari batu sampai mati (Ulangan 22:23-24). Oleh karena
itu, Yusuf bermaksud menceraikan Maria karena gadis yang belum bertunangan yang
kemudian dipaksa tidur dengan laki-laki, maka laki-laki itu wajib memberikan
lima puluh syikal perak kepada ayah gadis itu dan gadis itu harus menjadi
istrinya (Ulangan 22:28-29).
Yusuf berpikir dengan menceraikan Maria,
maka Maria akan bebas dari hukuman mati. Yusuf ragu-ragu untuk mengambil Maria
menjadi istrinya, karena dia merasa kurang yakin juga dengan cerita Maria bahwa
dia mengandung dari roh kudus. Tetapi kemudian malaikat Tuhan datang
meyakinkannya dalam mimpi untuk mengambil Maria menjadi istrinya (Matius 1:20).
Yusuf melakukan perintah Tuhan, dia
menikahi Maria dan membawa Maria ke rumahnya. Kaisar Agustus kemudian
mengadakan sensus, semua penduduk Yudea harus mendaftarkan dirinya di kota
asalnya masing-masing. Yusuf yang berasal dari Betlehem harus kembali ke sana
untuk mendaftarkan diri. Maria sebenarnya tidak perlu ikut ke Betlehem karena
yang wajib mendaftar hanyalah laki-laki serta Maria berasal dari Yerusalem. Kemungkinan
Yusuf membawa Maria ikut bersama ke Betlehem demi keamanan, Maria yang tidak
lama lagi akan melahirkan kemungkinan akan menjadi pertanyaan dan cibiran
banyak orang karena Maria melahirkan lebih cepat dari yang seharusnya. Tuhan
dalam kedaulatannya memakai semua peristiwa untuk memenuhi janjinya yang
dinubuatkan para nabi “Mesias lahir di kota Daud Betlehem”(Mikha 5:2-3).
Gereja Transfigurasi
Perjalanan kami lanjutkan menuju
gunung Tabor. Jalan menuju puncak gunung Tabor curam dan sempit, kami harus
berganti mobil yang lebih kecil. Gereja Transfigurasi menyambut kami di puncak
gunung Tabor.
“Enam hari kemudian Yesus membawa
Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan
bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di
situ mereka sendiri saja. Lalu Yesus berubah rupa di
depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi
putih bersinar seperti terang. Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia
sedang berbicara dengan Dia” (Matius 17:1-3). Untuk memperingati peristiwa ini,
dibangun gereja Transfigurasi diatas gunung Tabor ini. Safi, pemandu wisata
kami memberi penjelasan selanjutnya mengenai mengapa Tuhan Yesus bertemu dengan
Musa dan Elia, bukan nabi yang lainnya. Ketika Tuhan Yesus mengadakan khotbah
di bukit salah satu pengajarannya mengenai hukum Taurat adalah “"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk
meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk
meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya (Matius 5:17). Tuhan bertemu
dengan Musa dan Elia untuk menggenapi ayat ini, Musa melambangkan Taurat dan
Elia melambangkan kitab para nabi.
Pemandangan dataran Yizreel (Megiddo)
dikelilingi pegunungan Karmel dan Samaria terlihat jelas dari balkon gereja
transfigurasi. Lahan pertanian di Yizreel sangat subur sehingga disebut juga
“keranjang roti Israel” dan salah satu arti Yizreel adalah Tuhan menabur.
Dataran ini juga dikenal sebagai
arena pertempuran dasyat. Pada masa hakim-hakim, Deborah dan panglimanya Barak berhasil
mengalahkan 900 kereta besi Sisera raja Kanaan dan pasukannya (Hakim-Hakim
4:4-14). Pertemuran lainnya yaitu Firaun Mesir Thutmose III melawan rakyat
Kanaan 15 SM serta Sekutu dipimpin Jendral Edmund Henry Hynman Allenby melawan
pasukan Ottoman Turki pada perand dunia 1.
Kitab Wahyu 16:16 menyebutkan di
tempat ini akan terjadi pertempuran dasyat
Armageddon (Harmaggedon, Har-Megiddo), kebaikan akan mengalahkan
kejahatan.
Sungai Yordan
Tempat berikutnya yang kami kunjungi
adalah tempat pembaptisan Yardenit, sungai Yordan. Peristiwa penting yang
terjadi di sungai Yordan adalah pembabtisan Tuhan Yesus oleh Yohanes Pembabtis
(Matius 3:13-17). Beberapa anggota tur memperbarui komitmen baptisannya, dengan
berbaju putih dibaptis selam di sungai Yordan.
Yardenit sebenarnya bukan tempat
persis pembabtisan Tuhan Yesus di sungai Yordan. Tempat sebenarnya terletak di
Wadi Al-Kharrar Yordania yang disebut juga Bethany Beyond Jordan akan tetapi sebelum perjanjian damai Israel dan
Yordania tahun 1994, tempat ini termasuk kawasan militer Yordania (tertutup
untuk umum). Setelah ranjau disekitarnya dibersihkan, tempat ini dapat
dikunjungi arkeolog, peziarah dan turis. Terdapat empat gereja dari zaman
Byzantium, salah satunya dibangun pada gua yang dipercaya menjadi tempat
tinggal Yohanes Pembabtis.
Gereja Pelipat Gandaan Roti dan Ikan
Tabgha menjadi tujuan kami
selanjutnya. Kami mengunjungi Gereja Pelipat Gandaan Roti dan Ikan tempat Tuhan
Yesus melakukan mujizat dengan memberi makan 5000 orang laki-laki, serta
perempuan dan anak-anak dengan 5 roti dan 2 ikan. Setelah makan, potongan roti
yang tersisa terkumpul 12 bakul (Matius 14:13-21).
Mosaik yang sangat khas dari gereja
ini terletak di lantai dekat altar, bakul berisi lima ikan dan dua ikan berada
disamping kiri kanannya. Di bawah altar terdapat batu yang dipercaya merupakan
batu tempat Tuhan Yesus meletakan ikan dan roti tersebut ketika memberkatinya.
Gereja Primacy of St Peter
Di tepi danau galilea Tabgha
terdapat gereja primacy of St Peter. Gereja ini untuk mengingat penampakan
Tuhan Yesus yang ketiga kepada murid-muridnya setelah kebangkitannya. Tuhan
Yesus kemudian memerintahkan Petrus untuk menggembalakan dombanya sebanyak tiga
kali (Yohanes 21:1-19). Pada altar gereja terdapat batu yang dipercaya menjadi
tempat Tuhan Yesus menghidangkan ikan dan roti untuk makan pagi murid-muridnya
disebut juga “Mensa Christi” (meja kristus).
Semilir angin membuat kami sangat
menikmati pemandangan danau Galilea dari belakang gereja.
Kapernaum
Perjalanan selanjutnya menuju
Kapernaum. Tuhan Yesus mengajar di sinagoge dan melakukan banyak mujizat dengan
menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan di kota ini. Tuhan Yesus mengutuk
kota ini bersama dengan Betsaida dan Khorazim, karena mereka menolak untuk
percaya pada Tuhan Yesus (Matius 11:20-24). Nubuat ini digenapi kemudian dengan
Kapernaum jatuh dalam kehancuran serta kemiskinan dan sampai sekarang Kapernaum
hanya reruntuhan tidak dibangun kembali untuk ditinggali dan menjadi situs
arkeologi.
Rumah mertua Petrus yang menjadi
tempat tinggal Tuhan Yesus telah ditemukan, dan dibangun gereja diatasnya.
Rumah ini berdindingkan batu basalt dengan atap dari batang pohon yang ditutupi
jerami, sehingga dapat dibuka dengan mudah untuk menurunkan seorang lumpuh
seperti yang dijelaskan dalam Matius 2:21-12
(Orang lumpuh disembuhkan).
Di dekatnya terdapat sinagoge yang
baru dibangun sebagian dari abad 4 atau 5 M. Sinagoge ini dipercaya dibangun
diatas pondasi sinagoge yang ada pada zaman Tuhan Yesus. Sinagoge zaman Tuhan
Yesus dibangun oleh perwira Romawi yang pelayanannya disembuhkan dan imannya
dipuji Tuhan Yesus (Lukas 7:1-10).
Bukit Sabda Bahagia
Kami mengunjungi gereja sabda
bahagia, gereja katolik Fransiskan yang dibangun pada tahun 1938. Beberapa
peristiwa penting dalam injil terjadi di sini yaitu Tuhan Yesus mengajarkan
perumpamaan penabur dari perahu yang sedang berlabuh (Markus 4:1-9); khotbah
di bukit (Matius 5-7) dan Tuhan Yesus memerintahkan murid-muridnya untuk
menjadikan semua bangsa murid-Nya dan membaptis mereka dalam nama Bapa dan Anak
dan Roh Kudus (Matius 28:16-20).
Berlian Israel
Hari terakhir kami di Israel diawali
dengan mengunjungi pusat penjualan berlian. Israel terkenal dengan teknologi
pemotongan dan pengasahan berlian untuk menghasilkan kilauan terbaik yang
sangat sempurna di dunia. Kami diajak menonton film documenter tentang berlian
dan mengunjungi toko perhiasan berliannya. Kilauan perhiasan berlian itu,
sangat indah dan tentu harganya sangat mahal.
Danau Galilea
Danau Galilea tidak banyak berubah
sejak zaman Tuhan Yesus. Berapa peristiwa penting dalam alkitab terjadi di
danau Galilea; angin ribut diredakan (Markus 4:35-41); mujizat penangkapan ikan
(Lukas 5 :1-11), Tuhan Yesus berjalan di atas air (Matius 14:22-33). Kami naik
perahu kayu mengelilingi danau Galilea, bersama-sama beribadah menaikkan
pujian. Selanjutnya diikuti dengan menyanyikan Indonesia raya kami menaikkan
bendera Indonesia dan Israel. Acara akhiri dengan berjoget bersama dengan lagu
Poco-poco, Maumere dan Anak Medan yang sangat seru.
Makan siang kami hari ini dengan
menu istimewa, ikan Petrus bagi masyarakat Indonesia disebut ikan Mujair. Ikan
tersebut diberi nama Petrus berdasarkan Matius 17:24-27. Tuhan Yesus menyuruh
Petrus memancing ikan di danau Galilea, kemudian menemukan empat dirham di
dalam mulut ikan yang pertama dipancing. Uang tersebut digunakan untuk membayar
bea Bait Allah. Ikan Petrus diolah dengan dibakar atau digoreng tanpa banyak
bumbu, jadi sebaiknya ditambahkan sendiri sambal dan lain-lain. Kami makan
sekenyang-kenyangnya..
Pemeriksaan keluar perbatasan Israel
menuju Yordania, tidak seketat ketika masuk ke wilayah Israel. Hanya ada satu
kali pemeriksaan , kami menyerahkan kartu ijin tinggal ke petugas. Kami diberi
pilihan apakah mau paspornya dicap imigrasi Israel atau tidak. Bila kita mau
paspornya dicap, kartu izin tinggalnya wajib dikembalikan ke petugas. Bila kita
tidak ingin paspornya dicap, petugas akan mencap di kartu izin tinggal tersebut
(tidak perlu dikembalikan kepada petugas). Bila ingin berkunjung ke negara Arab
Saudi, Iran dan beberapa negara lain, kemungkinan dengan adanya cap imigrasi
Israel dapat mempersulit proses imigrasi.
Sebelum memasuki bus untuk
meninggalkan kantor imigrasi Israel, petugas Israel akan kembali memeriksa
paspor kami satu persatu. Pemeriksaan ketat di setiap pintu masuk maupun
keluar, begitulah cara Israel bertahan di antara negara-negara Arab yang sangat
membencinya. Perjalanan di Israel berakhir, selanjutnya menuju negara terakhir
Yordania.
Beruntung sekali kami memiliki
pemandu wisata seperti Safi, seorang Kristen yang memiliki pengetahuan alkitab,
budaya Yahudi dan arkeologi, sehingga kami bisa mendapat penjelasan yang lebih
terperinci dan dalam mengenai kisah Tuhan Yesus. Perlu diingat, Tuhan Yesus dan
murid-muridnya adalah orang Yahudi dan hidup dalam kebiasaan agama Yahudi. Oleh
karena itu, bila kita mengetahui latar belakang budaya dan kebiasaan orang
Yahudi pada masa itu, kita akan menemukan pemahaman yang lebih mendalam tentang
alkitab.
Apakah Perlu Wisata Rohani / Ziarah ke Israel?
Kita tentu mendengar beberapa
pendapat pendeta bahwa tidak perlu ke ziarah ke Israel dikaitkan dengan konflik
Palestina-Israel (agar tidak memperkaya Israel yang menindas Palestina). Saya tidak setuju dengan pendapat tersebut.
Ziarah ke holyland adalah tradisi
Kristen terutama Katolik yang sudah ada sejak abad ke 3 M. Beberapa tokoh
gereja Origen, St Jerome dan St Helena (ibu Konstantine kaisar Roma)
mempelopori ziarah ini. Pada abad ke 7 M, holyland dikuasai oleh muslim,
sehingga ziarah ke holyland oleh orang Kristen eropa hanya bisa dilakukan pada
waktu tertentu saja. Sampai akhirnya pada abad ke 11 M, Seljuks Turki menutup jalur
peziarah eropa ke holyland. Masalah ini yang menjadi salah satu alasan utama
dibentuk tentara salib. Yerusalem berhasil dikuasai tentara salib pada abad ke
12 M dan peziarah eropa dapat dengan aman berziarah di holyland. Akan tetapi
pada abad ke 13 M, Yerusalem berhasil dikuasai muslim dan sekali lagi jalur
peziarah ke holyland ditutup. Sampai akhirnya ziarah menjadi ramai kembali
ketika Israel memproklamirkan kemerdekaannya.
Sebagian besar situs perjanjian baru
yang ada di holyland sudah dibangun gereja katolik maupun orthodox (bukan milik
pemerintah Israel) dan hanya ramai bila ada peziarah karena jumlah orang Kristen
di holyland sangat sedikit. Juga persembahan peziarah sangat membantu bagi
biaya perawatan gereja dan kebutuhan lainnya.
Berziarah mengingatkan kita bahwa
apa yang diceritakan di dalam alkitab tentang Tuhan Yesus memang pernah
terjadi. Tetapi bila kita terlalu sibuk dengan berbelanja dan foto-foto, kita
akan kehilangan waktu untuk menghayati dan merenungkan alkitab.
Soal penindasan dan penjajahan
Israel atas Palestina adalah soal perebutan tanah Secara ekonomi tidak hanya
Israel, Palestina justru bisa berkembang dengan adanya peziarah. Betlehem dan
Yerikho adalah kota-kota yang dikuasai Palestina yang menjadi tujuan ziarah,
sekarang penuh dengan hotel, restoran dan pedagang cenderamata yang menjadi
mata pencarian mereka. Justru ketika peziarah tidak datang, sangat merugikan
Palestina. Jadi, bagi saya peziarah sangat menguntungkan Palestina, Israel dan
gereja-gereja yang ada di holyland. Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi
semua..