Basilika Santo Paulus |
Jam 12 siang penjelajahan tempat wisata hits di kota Roma saya mulai. Perjalanan pertama menuju Basilika Santo Paulus di luar tembok. Gereja
ini terletak di Via Ostiense dekat dengan stasiun
Basilica di San Paolo jalur Metro Line B (Laurentina). Berkunjung ke gereja ini tidak perlu membayar tiket (gratis).
Memasuki area masuk gereja terlihat tentara Italia bersenjata lengkap tampak berjaga-jaga di depan pintu masuk gereja. Berbagai serangan teroris yang sering terjadi di Eropa membuat tentara ikut menjaga banyak tempat wisata.
Memasuki area masuk gereja terlihat tentara Italia bersenjata lengkap tampak berjaga-jaga di depan pintu masuk gereja. Berbagai serangan teroris yang sering terjadi di Eropa membuat tentara ikut menjaga banyak tempat wisata.
Memasuki
ruangan basilika yang besar dan megah, saya terpesona dengan lukisan (mosaik)
berwarna keemasan yang memenuhi dinding maupun atap gereja. Di tengah gereja
terdapat altar yang dengan tangga menuju ruangan bawah. Disana saya bisa melihat makam rasul Paulus dan
rantai yang mengikat rasul Paulus ketika akan di hukum mati. Terihat banyak sekali peziarah serta suster yang berdoa.
Makam dan rantai yang mengikat rasul Paulus |
Keistimewaan mosaik gereja ini adalah pada dinding
atas gereja terdapat mosaik (lukisan) Paus mulai dari rasul Petrus sampai Paus
Francis yang sekarang bertahta. Hanya lukisan Paus Francis ini yang bercahaya
(terang). Gereja ini tidak terlalu ramai dikunjungi turis karena letaknya yang
agak jauh dari pusat kota Roma, kebanyakan yang mengunjungi gereja ini adalah
peziarah.
Setelah menyelusuri keindahan susut-sudut gereja, rasa lapar mulai menyerang, saatnya makan. Saya memilih makan di restoran yang letaknya tidak jauh dari gereja. Menu yang saya pesan carbonara dan babi panggang kentang. Ternyata butuh waktu lama sekitar lebih 20 menit menunggu makanan dihidangkan, saya yang sudah kelaparan berat harus menahan lapar.
Akhirnya hidangan datang juga, yang pertama datang carbonara (spageti dengan saus creamy keju dan telur). Spagetinya dimasak setengah matang jadinya agak keras, saya lebih suka bila spagetinya lebih matang dan lembek. Setelah carbonaranya habis, menu kedua babi panggang kentang baru dihidangkan. Kebiasaan makan di Italia, makanan utama dihidangkan satu jenis dulu setelah habis selanjutnya dihidangkan yang berikutnya, tidak sekaligus. Terakhir secangkir kopi espreso hitam dan pahit untuk pencernaan.
Meja
di restoran Italia punya ciri khas yaitu selalu dilapisi 2 lapis taplak meja. Lapisan paling atas selalu
baru (setiap kali pengunjung selesai makan segera diganti dengan baru untuk
pengunjung selanjutnya). Tidak ada meja yang tidak dilapisi taplak.
Setelah menyelusuri keindahan susut-sudut gereja, rasa lapar mulai menyerang, saatnya makan. Saya memilih makan di restoran yang letaknya tidak jauh dari gereja. Menu yang saya pesan carbonara dan babi panggang kentang. Ternyata butuh waktu lama sekitar lebih 20 menit menunggu makanan dihidangkan, saya yang sudah kelaparan berat harus menahan lapar.
Akhirnya hidangan datang juga, yang pertama datang carbonara (spageti dengan saus creamy keju dan telur). Spagetinya dimasak setengah matang jadinya agak keras, saya lebih suka bila spagetinya lebih matang dan lembek. Setelah carbonaranya habis, menu kedua babi panggang kentang baru dihidangkan. Kebiasaan makan di Italia, makanan utama dihidangkan satu jenis dulu setelah habis selanjutnya dihidangkan yang berikutnya, tidak sekaligus. Terakhir secangkir kopi espreso hitam dan pahit untuk pencernaan.
Carbonara |
2. Piramida Cestius
Dari stasiun metro Basilica di San Paolo saya menuju stasiun metro Piramide untuk mengunjungi piramid yang ada di kota Roma. Keluar dari stasiun metro Piramide saya berjalan kaki menuju Piramida Cestius yang jaraknya tidak lebih dari 500 meter. Dari kejauhan terlihat piramid yang tinggi dan putih cemerlang bersebelahan dengan jalanan umum yang ramai.
Piramid Cestius |
3. Colosseum
Tujuan
selanjutnya Colosseum, dari stasiun metro Piramide perjalanan saya
lanjutkan ke stasiun metro Colosseo. Keluar dari stasiun metro, pemandangan
Colosseum yang megah diseberang jalan membuat saya terpana. Tepat disebelah Colosseum terdapat Roman Forum sisa-sisa reruntuhan kerajaan Romawi. Dua tahun yang lalu
saya juga mengunjungi Colosseum dan Roman Forum tetapi tidak masuk ke dalam
bangunannya.
Bagian Luar Colosseum |
Masuk
ke dalam Colosseum saya terpesona dengan kemegahan dan begitu besarnya
amphiteater ini. Pada masa Romawi Colosseum dapat menampung 50.000 – 80.000 orang
seperti stadium sepakbola masa kini. Pembangunannya dimulai dibangun sejak tahun 72
masehi oleh kaisar Romawi Vespasian dan selesai pada tahun 80 masehi oleh
kaisar Titus.
Arena Gladiator Colosseum |
Menyusuri
lorong-lorong Colosseum terlihat tiang-tiang besar yang masih kokoh berdiri sejak ribuan tahun yang lalu. Beberapa bagian Colosseum yang rusak akibat gempa
bumi dan penjarahan mulai di renovasi. Naik ke lantai dua telihat jelas lantai
arena yang hancur sehingga terlihat lorong-long bawah tanah sebagai tempat
persiapan pertandingan serta ruang tahanan.
Pada ujung lantai dibangun lantai kayu sebagai contoh lantai pada masa lalu, dan terdapat salib pada ujung lambang kemenangan Kristus di tempat penganiayaan umatnya. Banyak umat Kristen pada masa Romawi ditahan dan dihukum mati dengan cara dilempari batu, dimakan hewan buas, dibakar dan disalibkan di tempat ini salah satu yang terkenal adalah Bishop Ignatius dari Antiokia.
Pada ujung lantai dibangun lantai kayu sebagai contoh lantai pada masa lalu, dan terdapat salib pada ujung lambang kemenangan Kristus di tempat penganiayaan umatnya. Banyak umat Kristen pada masa Romawi ditahan dan dihukum mati dengan cara dilempari batu, dimakan hewan buas, dibakar dan disalibkan di tempat ini salah satu yang terkenal adalah Bishop Ignatius dari Antiokia.
Colosseum
adalah ruangan terbuka sehingga terkena langsung matahari, siapkan topi sebagai
peneduh di bawah teriknya matahari serta tenaga untuk naik turun tangga
menjelajahi Colosseum yang luas.
4. Roman Forum
Selanjutnya
mengunjungi Roman Forum yang terletak bersebelahan dengan Colosseum. Memasuki Roman
Forum saya menyusuri Palatine Hill terlihat reruntuhan rumah-rumah kaisar dan
pejabat Romawi, yang menarik rumah-rumah tersebut dibangun dengan susunan batu
bata merah seperti bangunan rumah zaman modern.
Dari
atas bukit Palatine terlihat taman kota di pusat kota Roma, tempat diadakan
konser dan pesta perayaan contohnya pesta kemenangan Italia pada piala dunia
2006. Pada masa Romawi tempat ini adalah stadium balap kereta kuda Circus
Maximus.
Dinding Batu Bata Zaman Romawi |
Reruntuhan Roman FOrum |
Beberapa bangunan penting di Roman Forum :
- Kuil Antoninus Pius, kuil yang dibangun tahun 141 Masehi dan didedikasikan untuk Antoninus Pius dan istrinya Faustina.
- Kuil Saturn, kuil pertama di Roman Forum. Kuil pemujaan dewa utama Romawi yang dibangun tahun 497 sebelum masehi.
- Arch of Titus, tugu kemenangan Romawi tertua. Tugu ini lambang kejayaanTitus dalam menghancurkan dan mengalahkan bangsa Israel pada tahun 70 masehi.
- Kuil Vesta, bangunan paling suci dan penting pada masa Romawi. Di dalam kuil ini terdapat api suci abadi yang dijaga oleh 6 pendeta wanita dari kalangan keluarga paling terhormat di Roma.
- Rumah Vesta, rumah tempat tinggal perawan vesta (pendeta wanita). Terdapat taman dan patung-patung vesta.
Rumah Vesta
Dari
pintu keluar Roman Forum saya belok kiri menyusuri trotoar pejalan kaki
sekitar 200 meter sampailah saya di Monumen Viktor Emmanuel II. Monumen ini
sangat besar dan megah dari marmer putih yang dipenuhi patung-patung sangat kontras dengan bangunan disekitarnya yang berwarna coklat tanah.
Monumen ini dibangun sebagai penghormatan terhadap raja pertama Italia Viktor Emmanuel II yang menyatukan Italia. Patung Viktor Emmanuel II yang mengendarai kuda terlihat menjulang tinggi. Pada monument ini juga terdapat altar of fatherland yang dilambangkan dengan makam tentara Italia yang tidak dikenal yang terbunuh pada perang dunia ke 1 dengan api abadi dan terletak dibawah patung dewi Romawi.
Monumen ini dibangun sebagai penghormatan terhadap raja pertama Italia Viktor Emmanuel II yang menyatukan Italia. Patung Viktor Emmanuel II yang mengendarai kuda terlihat menjulang tinggi. Pada monument ini juga terdapat altar of fatherland yang dilambangkan dengan makam tentara Italia yang tidak dikenal yang terbunuh pada perang dunia ke 1 dengan api abadi dan terletak dibawah patung dewi Romawi.
Monumen Viktor Emanuel II |
6. Pantheon
Menelusuri jalan kecil kota Roma, saya berjalan menuju Pantheon. Dikiri kanan jalan terlihat banyak restoran, toko pakaian, serta berbagai cendera mata. Berbeda dengan Jakarta, pusat
perdagangannya dikuasai mall besar, di Roma mall nya tidak besar dan tidak
sebanyak di Jakarta yang ada adalah banyak toko-toko kecil (outlet) tersebar di pusat kota. Bagi saya ini menandakan ekonomi lebih merata tidak dikuasai
segelintir orang seperti di Jakarta.
Dari kejauhan terlihat deretan tiang-tiang besar dan kokoh bangunan Pantheon. Bangunan ini pada masa Romawi adalah kuil para dewa dewi Romawi.
Pantheon adalan bagunan Romawi kuno yang bertahan dan terpelihara dengan baik
sampai sekarang karena terus digunakan dari generasi ke generasi. Sejak abad ke
7 masehi, Pantheon dijadikan gereja yang didedikasikan untuk Santa Maria dan
Para Martir.
Pantheon tampak depan |
Oculus |
7. Trevi Fountain
Berjalan
menelusuri jalan-jalan sempit, tujuan selanjutnya Trevi Fountain. Air mancur
bergaya Baroque ini sangat terkenal dan sangat ramai dikunjungi turis. Patung
Neptunus menunggangi lumba-lumba serta berbagai mahluk laut dan dewa dewi
menghiasi air mancur ini.
Saya harus berdesak-desakan dan antri di antara
kerumunan orang untuk bisa melihat dan mendekati air mancur untuk melempar
koin. Menurut tradisi dengan melempar koin dengan tangan kanan melalui bahu
kiri maka di masa depan kita akan mengunjungi Roma. Tumpukan koin terlihat memenuhi dasar kolam air mancur ini.
Trevi Fountain |
8. Spanish Step
Piazza Spagna |
Senja dari Puncak Spanish Step |
Fontana La Barcaccia dan Spanish Step |
Imigran kulit hitam juga banyak terlihat, para imigran inilah yang membuat kota Roma semakin kotor dan semakin berbahaya. Banyak pencopet dimana-mana dan membuat turis sangat terganggu. Permasalahan imigrasi inilah yang menjadi permasalahan besar di Italia dan negara-negara Eropa lainnya, sehingga di Italia partai populis dan partai neo nazi yang berkeinginan memperketat perbatasan dan imigran memenangkan pemilu.
Walaupun
kota Roma tidak terlalu bersih, banyak pencopet, banyak imigran yang menggangu
tetapi pesonanya tetap sangat kuat menarik lebih dari 50 juta turis berkunjung setiap tahun. Kekayaan sejarah, arsitektur masa Romawi kuno sebagai pusat peradaban
Eropa serta gereja cantik menjadi daya tarik yang terus mempesona.
Tidak terasa sekarang sudah jam 9 malam dan 8 tempat wisata paling hits di Roma sudah saya kunjungi dalam waktu kurang dari 12 jam. Perjalanan di Roma ini saya akhiri dengan makan malam di restoran dekat Spanish Step. Seperti biasa harus menunggu lama lebih dari 20 menit sebelum sepiring pizza lezat datang. Kesabaran memang sangat dibutuhkan di restoran Italia. Hari
sudah malam saatnya menuju Tuscany, mari kita jelajahi lagi keindahan wilayah
utara Italia ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar