Val d'Orcia |
Di bulan Mei ini tumbuh-tumbuhan kembali menghijau setelah tidur panjang di musim dingin. Akan tetapi pagi langit terlihat mendung dan turun gerimis kecil. Cuaca panas dingin tak menentu sering sekali terjadi. Seperti hatiku yang sering panas, dingin, galau...curcol nih. hehehe.
Crete Sinese |
Sebagai pengganjal perut saya ikut makan pagi ala Italia bersama temen saya orang asli Italia. Sepotong roti, yogurt, dan segelas kopi pahit, sarapan khas Italia. Bagi saya yang hobi makan nasi uduk, makan banyak.hehehe. Mikir juga, wuih nanti saya kelaparan nggak yah, sedikit amat sarapannya. Tapi dicobalah seberapa kuat nahan laparnya.
Hari ini, giliran tur naek mobil mengelilingi area Tuscany. Jalanan yang mulus dan lengang terasa sangat berbeda dengan macet, dan penuhnya jalanan Jakarta yang sering bikin stress berat.
Crete Sinese, wilayah yang pertama kali kami kunjungi. Sepanjang jalan terlihat hamparan hijau bukit yang terlihat seperti permadani luas yang indah banget. Hamparan hijau ini bukanlah padang rumput tetapi ladang gandum yang sangat luas. Menjelang musim panen hamparan ladang gandum ini berubah warna menjadi kuning.
Pemandangan cuantik sekali, super keren, harus diabadikan. Berkali-kali kami turun dari mobil berhenti mengambil gambar. Pemandangan yang menyejukkan mata ditambah tiupan sepoi-sepoi sangat menentramkan.
Memasuki wilayah Val d'Orcia pemandangan menjadi semakin menakjubkan. Pemandangan Val d'Orcia betul-betul cantik, bila secara nyata dilihat langsung jauh lebih dari yang bisa ditangkap kamera. Terlihat sama dengan foto-foto di instagram, wall paper atau postcard. Buanyak turis-turis berlalu lalang dengan mobilnya atau bersepeda gunung. Daerah ini mengalir sungai Orcia oleh karena itu diberi nama Val d'Orcia.
Apakah hanya sekedar kebetulan lahan pertanian di Val d'Orcia bisa secantik ini?. Ternyata Val d'Orcia adalah landscape ciptaan pedagang-pedagang dari Sienna yang menguasai daerah ini pada abad 14 dan 15 masehi (masa Renaissance). Idenya mereka menginginkan kawasan pertanian yang efektif dan efisien serta indah dipandang mata. Pemandangan ini sering menjadi latar lukisan para pelukis Renaissance. Karena kekayaan sejarahnya Val d'Orcia menjadi salah satu UNESCO world heritage sites (cultural landscape).
Dari lembah menanjak ke perbukitan terlihat kota Montalcino. Kota cantik diatas bukit yang tua banget umurnya dari abad 13 masehi, bandingkan dengan bangunan kota tua Jakarta yang rata-rata bangunannya dari abad 18 masehi. Serasa berjalan mundur ke masa lalu, ke abad pertengahan, seperti yang digambarkan film-film tentang kerajaan. Tembok kota dengan dinding yang tebal mengelilingi kota, pintu gerbang yang akan ditutup setiap malam, jalan-jalan setapak dari batu yang di kiri kanannya berdiri kokoh bangunan-bangunan kuno.
Benteng Montalcino |
Dalam Benteng |
Pemandangan perbukitan ladang gandum hijau dan pohon cypress terus mendominasi pemandangan dalam perjalan ke kota Pienza. Pada awalnya desa ini bernama Corsignano tempat kelahiran Enea Silvio Piccolomini yang kemudian menjadi Paus Pius II. Pada masa jabatannya inilah (Abad 15 Masehi), Piccolomini mengubah seluruh desa menjadi kota ideal Renaissance yang diperuntukkan sebagai kota peristirahatan Paus.
Pienza dari kejauhan |
Gereja Pienza |
Pemandangan dari atas kota Pienza |
Bunga Popy |
Walaupun perjalanan yang ditempuh lembah ke bukit naik turun dan jalan berkelok-kelok, tetap terasa menyenangkan karena disuguhi pemandangan cuantik hijau dan segar ini. Kesegaran bertambah dengan kami singgah di pemandian air panas Bagno Vignoni yang sudah ada sejak zaman Romawi. Pemandian utama hanya bisa dipandangi tidak untuk brendam, ditengah-tengah pemandian setiap beberapa bulan dipasangi instalasi seni cantik.
Sumber air panas ini mengalirkan air sampai ke danau kecil dibawah tebingnya Parco dei Mulini, disinilah pengunjung dapat berendam. Sekedar melepaskan kepenatan kaki, kami duduk diparit kecil sambil meletakkan kaki untuk dibasahi air hangat terasa sejuk di kaki.
Instalasi seni di kolam utama |
Hari yang sehat untuk mata, melihat semarak pemandangan hijau.
Cerita berikutnya tentang kota Vinci, kota kelahiran Leonardo da Vinci, super jenius Italian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar